Monday, May 6, 2013

Fight for us.


Tidak ada yang namanya kebetulan bukan? Bukankah semua yang terjadi di dunia sudah dirancangkan oleh Yang Maha Kuasa? Termasuk pertemuan tidak disengaja yang terjadi dua hari lalu di sebuah kedai kopi di mall ternama. Pertemuan yang membuat dua insan yang lama tidak berhubungan kembali berjumpa. Dalam sekejap segala memori indah dan penuh kenangan beberapa tahun silam kembali mengusik relung hati terdalam. 

"Lucu juga ya bisa kebetulan banget elo juga lagi beli kopi kemaren itu.." Suara bass Robby memecah keheningan. 

Sudah 5 menit lebih mereka duduk dalam diam di kedai kopi yang sama ketika mereka bertemu beberapa hari lalu. 

"Iya.. hahaha.." Shenna menjawab dan berusaha untuk tidak terlihat canggung, dan gagal.

"So, how's life?" Tanya Robby memancing percakapan yang lebih dari sekedar iya, tidak, dan tawa yang dipaksa.

"Good. How's yours?" 

"Never been any worse since the day you left me.." Jawaban Robby spontan membuat Shenna terkejut, namun dengan gayanya yang tenang, ia menyeruput Green Tea Latte-nya. Mencoba berpikir jawaban apa yang paling tepat untuk meresponi kalimat yang muncul tanpa saringan dari mulut Robby. 

Robby pun tak pernah bermaksud mengorek luka lamanya dengan mengeluarkan statement itu, namun ternyata hati dan pikirannya tidak bisa bekerja sama. Hatinya terlalu susah untuk menahan diri, mengatakan yang sejujur-jujurnya, betapa waktu itu lima tahun silam, hatinya hancur.

"You asked me to leave.." Balas Shenna dengan nada datar, berusaha meredam segala perasaannya yang kembali bergejolak.

"I never meant to.. You should have known it.."

"No one can read someone's mind.. I was too tired to fight for us that day, and when you asked me to leave, then i did.. even it was hurt at that time.." Senyum Shenna mengembang, masih manis seperti dulu.

Kemudian suasana menjadi dingin dan canggung lagi. Kedai kopi yang ramai sore itu tetap tidak bisa mengalahkan sunyinya jarak di antara mereka. Green Tea Latte Shenna dan Cappucino hangat kesukaan Robby tetap tidak bisa menghangatkan hati mereka berdua. Kembali mereka duduk dalam kesunyian. Memang benar apa yang orang bilang, satuan jarak paling jauh bukanlah kilometer, atau mil. Namun jarak paling jauh adalah ketika mereka duduk berdekatan, namun mereka tau, hati mereka tidak akan pernah bisa menyatu.

I won't give up on us, even if the sky gets rough, giving you all my love, i'm still looking up..

Alunan merdu suara Jason Mraz yang berasal dari radio kedai kopi sore itu memecah keheningan di antara mereka. Pikiran Robby semakin kusut dibuatnya, seandainya saja waktu itu, Jason Mraz sudah menciptakan lagu ini, seandainya saja waktu itu, ia mengikuti kata hatinya untuk menahan Shenna untuk tidak pergi. Seandainya saja waktu itu, Robby berhasil merendahkan egonya dan mendengar penjelasan Shenna, dan beribu seandainya yang tercipta di benaknya, seandainSya saja Shenna, gadis yang selalu ada di hatinya sejak lima tahun lalu, gadis berparas cantik dan manis itu masih ada di sisinya, masih berkenan tinggal di hatinya. 

"Shenna, here you are.. I was looking for you, bb kamu mati ya? Tadi katanya cuma ketemu temen sebentar? Yuk, nanti kita gak sempet cari-cari cincin loh dear.." Suara seorang pria membuyarkan lamunan Robby. Dear? Apa ia tidak salah dengar?

"Yes babe, sori my bb abis batere, ini kenalin, Robby, temen SMA aku dulu.. the one i ever told to you.. Robby, ini Dave, my fiance.."

Fiance? Robby hanya bisa menelan ludah yang terasa pahit di lidahnya. Ia tersenyum dan menjulurkan tangannya kepada pria berwajah tampan, berpakaian rapi, dan wangi di depannya. Tipikal Shenna sekali pria ini.

"Sori yah ganggu obrolan kalian, but we have to go.. Kita mesti liat-liat cincin buat our wedding tiga bulan lagi.." Kata Dave sambil tersenyum lebar dan memeluk tunangannya itu. 

"I have to go now.. Nanti undangannya i send your home ya.. Bye Rob, have a nice day ahead.." Shenna berdiri dari tempat duduknya, menyeruput sisa Green Teanya dan beranjak pergi meninggalkan Robby yang tidak sempat berkata-kata, hanya senyuman terpaksa dan lambaian tangan yang kaku yang bisa ia berikan kepada pasangan kekasih di depannya itu.

Robby kembali sendiri. Ia menghabiskan capucinno di hadapannya dengan enggan.
Beepbeep! Suara handphone Robby berbunyi.

One new message.

When you love someone, fight for her. When your ego wins, you lose your love. And sorry, our chances were finished. I am happy now with my life, and i wish happiness for you too. good luck in finding your new love, Rob. -Shenna-

No comments:

Post a Comment